TIMES BATAM, MALANG – Suasana Serambi Mekkah begitu kental terasa di Asrama Putri Aceh 'Pocut Boren' di Perum Bukit Hijau Kota Malang pada Minggu (12/10/2025) pagi yang cerah.
Di sinilah, Keluarga Tanah Rencong (KTR) Malang Raya menggelar silaturahmi sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447H dengan tema 'Meraih Cinta Allah dengan Mengikuti Sunnah Rasul-Nya'.
Lantunan shalawat menyambut para tamu yang hadir, menghadirkan suasana religius yang kental dalam budaya warga Aceh.
Tepat pukul 08.30 WIB, rangkaian acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh perwakilan mahasiswa Aceh. Setelahnya, acara dirangkai dengan sambutan Hildawati selaku Ketua Panitia dan sambutan Ketua KTR Malang Raya, Salahuddin Salam.
Acara dilanjutkan dengan tausiyah sekaligus doa oleh Ustadz Hendra Ubay. Dalam ceramahnya, ustadz muda ini memaparkan bagaimana cara mencintai Nabi Muhammad SAW dan mengikuti sunnah sang Rasulullah demi menggapai ridla Allah dalam segala aspek kehidupan.
Setelahnya, dilakukan pula pembagian bantuan dan tali asih dari KTR Malang Raya kepada sejumlah anak yatim piatu.
Kontribusi dan Kolaborasi
Ketua panitia, Hildawati menjelaskan bahwa acara ini merupakan salah satu dari beragam acara yang kerap digelar KTR Malang Raya.
Peringatan Maulid Nabi sendiri seolah menjadi agenda rutin yang sudah digelar di beberapa tahun terakhir.
Acara ini menargetkan sekitar 170 undangan dari berbagai elemen, mulai warga Aceh yang bermukim di Malang Raya hingga mahasiswa maupun alumni.
Menurutnya, para mahasiswa dilibatkan aktif dalam beragam persiapan acara kali ini. "Tujuannya tak lain untuk mempersiapkan mereka agar bisa terjun dan memberi manfaat bagi masyarakat," ujarnya.
Memperkuat Persaudaraan
Sementara Ketua KTR Malang Raya, Salahuddin Salam memaparkan bahwa komunitas ini sudah didirikan sejak 1998 dan telah melakukan beragam upaya dalam visinya mempererat ikatan persaudaraan di kalangan warga Aceh.
Menurutnya, KTR Malang Raya saat ini menaungi sekitar 90-an KK (kepala keluarga) warga Aceh, 200-an mahasiswa serta 30-an alumni se-Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu).
Jalinan silaturahmi itu tak hanya diperkuat melalui kegiatan rutin seperti kajian dan Peringatan Hari Besar Islam, namun juga pada aspek sosial - terutama untuk membantu keluarga yang diuji dengan musibah.
Selain itu, KTR Malang Raya juga aktif membina dan membantu mahasiswa asal Aceh, khususnya yang baru datang di Kota Malang. "Kami memberikan mereka bantuan dan solusi agar bisa beradaptasi dengan baik di tempat yang baru" ucapnya.
Rasa Kampung Halaman di Perantauan
Berbeda dengan sebelumnya, acara kali ini spesial karena menyajikan hidangan dengan cita rasa otentik khas Aceh.
Dengan tradisi idang di mana semua hidangan ditata dalam barisan panjang untuk disantap bersama, nasi yang disajikan adalah nasi minyak (bu minyeuk) dalam kemasan daun pisang yang khas disebut bu kulah.
Menu yang dinikmati para undangan pun merupakan kuliner khas Tanah Rencong - mulai daging masak putih, keumamah, udang balado,sambal teri tempe, asam udang/sambal ganja, pacri nanas, tauco buncis, telur asin dan emping belinjo.
Selain itu ada pula kopi Arabika Gayo yang nikmatnya khas serta beulukat kuah tuhe - ketan gurih yang disajikan bersama srikaya kukus dan kuah kolak pisang, ubi serta nangka.
Salah satu panitia, Rizki Amelia menuturkan bahwa beulukat kuah tuhe adalah hidangan wajib setiap Maulid di Aceh, bahkan sekarang kuliner ini pun sudah ada di tiap acara, baik itu perkawinan, syukuran dan lainnya.
Hadirnya kuliner khas ini diharapkan bisa mengobati kerinduan mendalam para warga Aceh di perantauan Malang Raya akan kampung halaman yang lama ditinggalkan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Peringatan Maulid Nabi KTR Malang Raya, Mengurai Rindu Kampung Halaman di Aceh
Pewarta | : Tria Adha |
Editor | : Ronny Wicaksono |